“Google Membantu Proses Pendidikan; Tugas 2”
A. Fenomena ‘Searching by Google’ Yang Membantu Proses Pendidikan
Teknologi yang berkembang pada zaman sekarang ini sangat membantu proses dan dunia pendidikan. Baik pelajar maupun pengajar pasti menggunakan media teknologi untuk menjalankan proses pendidikan. Salah satunya adalah situs pencarian semua hal (browser or search engine) yang kita kenal dengan Google.
Sesuai dengan arti dan fungsinya, maka dalam kehidupan orang – orang kerap kali menggunakan Google, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Di dunia pendidikan, Google juga dijadikan media lain selain buku – buku yang ada untuk menemukan materi yang dipelajari oleh pelajar atau pengajar. Hanya dengan mengetik hal yang ingin kita cari, maka Google langsung menyediakan berbagai macam jawaban mengenai hal yang kita cari. Dengan kata lain, adanya Google sangat membantu proses belajar – mengajar.
B. Searching by Google Merupakan Sebuah Perwujudan E – Learning
Pada umumnya, sistem pendidikan sekarang ini sudah tidak lagi menggunakan metode tatap muka dalam prosesnya. Tetapi, yang digunakan adalah sistem pendidikan yang berbasis dunia cyber atau yang dikenal dengan istilah e – learning.
E – learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika. Arti ini diambil dari beberapa pengertian, yaitu huruf e pada e – learning berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual (maya) atau distance (jarak), dan kata learning diartikan dengan belajar pendidikan (education) atau pelatihan (training).
E – learning lebih berfokus kepada kata learning, karena diartikan bahwa e – learning merupakan proses transformasi pembelajaran dari Instructor Centric ke Learner Centric. Proses transformasi pembelajaran itu menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi yang berupa komputer dan jaringan internet atau intranet. Jika e – learning dilakukan maka jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghambat dalam proses belajar – mengajar, itulah salah satu keuntungan e - learning. Keuntungan lainnya adalah e – learning tidak membutuhkan ruangan yang luas sebagaiman ruang kelas konvensional.
Keterkaitan e – learning dengan Google disini adalah seperti fungsi Google yang telah dijelaskan, yaitu membantu untuk menambah referensi materi atau pemahaman pelajar maupun pengajar dalam dunia pendidikan. Mungkin pada e – learning melakuakn searching di Google akan lebih sering dilakukan karena e – learning adalah sistem belajar online, jadi searching pun akan lebih cepat digunakan. Misalanya apabila seorang pelajar yang menggunakan e – learning menemukan kekurangan dari bahan ajarnya, maka pelajar tersebut dapat dengan segera melakukan searching di Google.
C. Hubungan E – learning dengan Ubiquitous Computing
Sebelumnya kita telah mengetahui tentang e – learning. Pada pembahasan kali ini kita mengetahui terminologi baru, yaitu Ubiquitous computing. Dapat diartikan bahwa ubiquitous computing adalah sebuah situasi dimana distribusi komputer ke lingkungan, bukan lagi ke personal (PC).
Pakar komputer percaya ubiquitous computing akan terjadi. Ubiquitous adalah kebalikan dari realitas virtual. Jika realitas virtual menempatkan orang di dalam dunia yang diciptakan komputer, ubiquitous computing akan memaksa komputer eksis di dunia manusia. Nantinya kondisi yang ada adalah perangkat teknologi umum akan terkoneksi langsung dengan internet dan pengguna bisa saja tidak mengetahui perangkat mana di lingkungannya yang telah terkoneksi.
Searching by Google pada ubiquitous computing akan semakin digunakan orang, karena tidak perlu lagi membuang biaya, tenaga dan waktu untuk pergi ke warnet atau membeli modem yang tidak semua orang dapat membelinya. Dengan kemudahan seperti itu dapat diramalkan bahwa mutu pendidikan di ubiquitous computing akan semakin baik, yang artinya akan lahirlah SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas.
Sangat erat kaitannya antara e – learning dengan ubiquitous computing. Jika nanti era ubiquitous computing datang, maka e – learning semakin mudah diterapkan. Karena semua perangkat elektronik akan lebih ekonomis dan praktis. Semua perangkat baru telah dipasangkan dengan jaringan murah, dan bentuknya yang kecil, portabel, dan mobile sangat membantu pelajar untuk mengerjakan tugas karena pelajar dapat membawa perangkat ke mana saja. Dengan begitu proses transformasi pembelajaran yang sesuai dengan e – learning pun akan berjalan semakin efektif.
Medan, 24 Februari 2010
Hana Zafirah Ardani
Daftar Pustaka
* Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alfabeta : Bandung.
* Santrock, John W. 2004. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Kencana : Jakarta.